Selamat Jalan, Anselina Dwi Faerita Zai :)


"You don't need to understand to obey God's way. Just believe Him and enjoy His way in your life..."
Baru saja beberapa hari yang lalu saya mengepos tentang sahabat saya ini di sini.

Namanya Anselina Dwi Faerita Zai. Biasa dipanggil Senzy. Seorang sahabat, kawan, dan teman saya yang tidak bisa dibilang tidak sempurna. Setiap anak di sekolah saya pasti mengenalnya. Apalagi guru-guru dan karyawannya. Seribu prestasi dicapainya. Segudang ekskul dijejalkannya. Tubuhnya adalah otak, jiwanya adalah hati. Waktu tidak pernah disia-siakannya sedikit pun juga. Segalanya imbang dalam dirinya... Antara kehidupan, waktu yang ia gunakan, iman, ilmu, dan akhiratnya.

Coret-coretan Fisika yang ia buat untuk saya, masih saya simpan :)
Ia sangat cerdas. Siapa pun yang pernah diajari oleh Senzy tentang pelajaran pasti akan berkata, "Enak sekali cara mengajarinya, mengalahkan guru siapa pun di sekolah." Ia sangat suka belajar. Ia juga aktif berorganisasi. Menjadi salah satu orang yang penting dalam tiap organisasi yang ia ikuti. Ia tidak pernah membeda-bedakan teman. Ia sangat menyayangi teman-temannya dan membuat kami semua nyaman dan bahagia saat bersamanya. Tak pernah sekali pun ia melukai hati orang lain.

Dia adalah sahabat yang saya cari selama ini. Dia adalah sahabat terbaik yang pernah saya miliki.

Senzy adalah seorang yang sangat hebat keimanannya. Belum pernah sebelumnya, saya bertemu dengan seseorang seperti dia. Apa pun halangannya, ia akan menerjang segalanya untuk memenuhi kewajibannya. Ia adalah perempuan yang bertanggung jawab dan tidak main-main dalam kewajiban.

Meski kami berbeda agama, itu tidak pernah menjadi persoalan bagi kami. Saya dan Senzy pun sering bertukar pikiran tentang Al-Qur'an dan Alkitab. Namun, ia tidak pernah menjadikan jalan keimanan saya berubah. Kami sama-sama saling menghormati agama masing-masing. Ia adalah tipikal orang yang tidak senang melihat orang lain menunda ibadahnya, apa pun agamanya. Saya masih ingat betul, apabila saya menunda waktu shalat, dia akan menasihati saya panjang lebar. Dan dia akan ngotot menemani saya shalat sampai selesai. Karenanya, ia menguatkan imanku pada Allah.

Namun, waktu untuk bersama-sama dengannya di dunia ini, tidaklah lama. Sangat pendek. Karena ia mendahului saya menemui-Nya...

Kira-kira tiga minggu yang lalu, Senzy sakit. Awalnya, ia tidak mau mengakui karena takut saya akan "bla bla bla" dan khawatir padanya. Setelah saya desak, ia bercerita bahwa terdapat pembengkakan kelenjar limfa pada leher belakangnya. Saya sangat kaget. Namun ia menenangkan saya bahwa itu tidak apa-apa. Saya tahu Senzy menyembunyikan rasa sakitnya itu.

Dua minggu kemudian, tepatnya tanggal 23-27 Februari, ia sakit dan tidak masuk sekolah. Saya selalu menanyakan kabar dan khawatir terhadapnya. Ia hanya berkata, "Aku nggak kenapa-kenapa Rakyan, kamu tenang aja." Bagaimana bisa saya tenang? Saya ingin menjenguknya bersama teman-teman, namun harus menunggu waktu yang lainnya.

Alhamdulillah, tanggal 28 Februari ia sudah lumayan sehat dan memaksakan diri untuk berangkat sekolah, meski menahan rasa sakit akibat asam lambungnya yang melonjak drastis. Saat ia memasuki kelas, kami bertepuk tangan dan iseng menyanyikan lagu Happy Birthday sebagai ucapan selamat datang. Mukanya terlihat memerah malu dan bahagia. Dia duduk di depan saya, dan saya menyalaminya, "Welcome back to our class, Senzy!"

Hari itu adalah hari terindah bagi kami. Saat pelajaran Matematika, saya duduk dengannya. Saya berjanji mengajari materi-materi yang tertinggal padanya saat ia sakit. Wajahnya begitu damai, namun air mukanya tetap pucat dan bibirnya sedikit biru.

"Kamu masih sakit ya Senz?"
"Ah, enggak kok, Rakyan, aku sehat-sehat aja. Nih buktinya aku udah berangkat sekolah dan ngerjain Matematika sama kamu."
"Bibirmu kebiruan, Senzy. Jangan bohong."
"Enggak, Rakyan. Aku sehat-sehat aja."

Terpaksa saya mempercayainya. Saya sangat menghargai usahanya untuk tidak membuat orang lain sedih. Saat pelajaran terakhir, ada pementasan drama (yang membuat Senzy memaksakan diri berangkat sekolah). Ia terlihat hebat seperti biasanya. Peran gandanya mendapat pujian setiap warga kelas dan Mr. Ari, guru Bahasa Inggris kami. Saya begitu bangga dengannya.

Esoknya, Jum'at 1 Maret, ia terlihat semakin sehat. Saat itu pelajaran Penjasorkes.

"Rakyan, ayo kita main bulu tangkis. Aku udah lama nggak olah raga. Kangen."
"Haha, iya Senzy. Aku juga. Ayo."

Ia semangat sekali bermain bulu tangkis. Setelah itu permainan basket. Kami bermain bersama namun tidak sampai selesai, karena Senzy ada latihan paduan suara.

"Senzy, apa kamu nanti ulangan Kimianya susulan?"
"Enggak, Raky, aku tetep ulangan Kimia nanti. Kamu duluan aja."
"Semangat ya, Senz."
"Makasih banyak, Raky."

Saya bangga sekali dengannya. Senzy, yang sudah berkali-kali tidak hadir dalam pelajaran Kimia karena sakit, namun ia berhasil mendapatkan nilai tuntas.

Esoknya, ia tidak berangkat. Padahal hari itu, 2 Maret adalah ulang tahunnya ke 18. Kami sekelas begitu khawatir. Setelah saya mengucapkan selamat ulang tahun padanya lewat sms, Papanya yang membalas.

"Pagi nak, ini Papanya Senzy, maaf mengganggu. Tolong sampaikan ke wali kelas kalau hari ini Senzy tidak dapat ke sekolah karena sakit. Dari tadi malam opname di RS Bhayangkara. Surat keterangannya menyusul, nak. Terima kasih."

Sontak saya terkejut, dan membaca sms tersebut keras-keras. Saat itu kebetulan pelajaran Fisika oleh wali kelas. Teman-teman memandang saya dengan rasa terkejut. Karena hari itu hari ulang tahunnya Senzy... Semua bersedih. Akhirnya, kami sekelas sepakat membelikan kue ulang tahun, buah, boneka dan kalung salib untuknya serta menengoknya hari itu juga sekitar jam setengah dua siang.

Sesampainya di sana, kami terkejut. Semua menangis tak tertahankan. Keadaan Senzy begitu kritis, tubuhnya bengkak-bengkak membiru disertai kejang. Ia juga tak dapat mengingat siapa pun di ruangan itu. Termasuk Mama dan Papanya. Satu per satu kami menyalami Senzy.

"Nak, ini teman-temanmu Nak. Hari ini kamu ulang tahun, jangan sakit, harus semangat Nak," ucap Mamanya sambil membantu Senzy menerima uluran tanganku.
"Senzy... Aku tau kamu perempuan yang kuat, tegar. Selamat ulang tahun, Senzy. Semoga cepat sembuh. Kamu kuat, Senz. Aku selalu percaya itu," ujarku sambil berurai air mata. Senzy menatapku kosong, namun seolah menyimpan sesuatu dan ingin mengatakannya padaku. Ia bertanya-tanya dalam kerlingan bola matanya.

Hujan menjadi saksi.

Setelah itu, Senzy kejang dan meronta sampai sore. Akhirnya, malam itu Senzy dipindahkan ke ICU RS Harjolukito. Saya berharap dan berdoa agar ia mendapatkan perawatan yang lebih baik. Malam itu, saya bersama Mbak Anna dan lainnya berjalan-jalan di toko buku. Saya ingin memberikan kamus Inggris-Indonesia oleh John M. Echols yang hardcover, mengingat kamusnya yang sama telah robek-robek. Namun saya menundanya, "Besok setelah menengok Senzy bersama guru-guru, aku mau beli ini buat Senzy. Aku janji ngasih kado ini setelah dia sembuh."

Sayangnya... Tuhan berkehendak lain...

Fajar hari 3 Maret, Mas Soniel Zai atau biasa dipanggil Mas Soni mengirim sms ke saya,
"Dhek, ini abangnya Senzy, mau ngasih kabar kalau Senzynya sudah berpulang pagi ini..."

Pembuluh darah di otaknya pecah.

Seketika itu, tubuh saya lemas dan menangis sekeras-kerasnya. Senzy belum sempat kuberikan kamus itu. Senzy belum sempat mencicipi kue ulang tahun dan buah-buahan untuknya. Senzy belum sempat membuka hadiah boneka dan kalung salib dari kami semua...

Pesarean sahabat saya, Senzy.

Senzy sudah berpulang. Senzy sudah kembali pada-Nya. Senzy sudah mendahului saya bertemu dengan Sang Khalik.

Saat saya, semua teman dan guru-guru melayat, kami memandang jenazah almarhuman Senzy di peti dengan haru penuh kesedihan. Saya tidak dapat berhenti menangis. Wajah Senzy terlihat begitu cantik namun menahan rasa sakit yang terlepas. Wajah yang selalu kukenang dan kurindukan.

Saya mengantar sampai pemakamannya selesai. Begitu rindu melihatnya sehat lagi. Begitu rindu untuk bertemu dengannya. Mendengar nasihatnya, mendengar suaranya. Melihat senyumnya, tanpa rasa sakit yang tertahan.

Hujan turun lagi. Menjadi saksi kembali.

Dengan keluarga :')

Senzy, saya ikhlas kamu telah mendahuluiku untuk menemui-Nya. Terkadang saya begitu ingin bersama-sama denganmu lagi. Karena rindu ini tak bisa padam selamanya.

Terkadang air mataku menetes perlahan saat mengenang segala tentangmu. Karena hanya kamu, Senz, satu-satunya sahabat yang menghidupkan semangatku.
 

Terkadang saya ingin memanggilmu dan mendengar suaramu. Karena dari Senzy-lah saya mendengar kata-kata dan nasihat yang indah, meski saat kamu berjuang melawan sakit.

Anselina Dwi Faerita Zai. Sahabat yang selalu hidup dalam hati ini. Foto diambil dari upload-annya Mas Soni, di sini :)

Saya begitu bersyukur bisa bersahabat denganmu, Senzy. Kau mengajarkan padaku tentang arti kehidupan, waktu, iman, dan ilmu. Kau abadi di hatiku, Senz. Selamanya jadi permata indah dalam jiwaku. Terima kasih, Anselina Zai...

Selamat jalan :)

"...and you'll see how great He works on you and He never make you disappoint."

Comments

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. semoga senzy damai di sisiNya :') knp org2 hebat justru selalu pergi bgtu cepat?

    ReplyDelete
    Replies
    1. menyukai komentar anda.

      Aku terharu.... turut berduka cita..

      Delete
  3. Anonymous07:14:00

    Semoga muka "talok matang" damai di alam sana.:'-(

    ReplyDelete
  4. turut berduka cita,

    ReplyDelete
  5. Innaalillaahi Wa Innaa Ilaihi Raaji'uun
    Sepakat dgn uswah, mengapa org2 hebat justru pergi bgtu cepat ?
    Tp yakinlah Allah punya skenario terindah utk itu.
    Percaya tidak mba? Sy menangis membaca ceritamu. Merinding saat melihat foto di pemakaman itu.
    Bangga sekali yg bisa sempat mengenal Senzy.
    Semoga ia damai di alam sana...

    By the way, susunan ceritanya dan pemilihan kata2nya smua sy suka. Keep writing :)

    ReplyDelete
  6. Innaalillaahi wa Innaa Ilaihi Raaji'uun

    semuanya pasti akan mengalami keadaan yang Mbak Senzy alami sekarang, kematian.
    Ikut bersedih dan sangat kehilangan, salah seorang puteri terbaik telah meninggalkan kita semua.

    ReplyDelete
  7. Sahabat akan menjadi terbaik dalam hidup kita. Kita akan baru merasa kehilangan setelah sahabat yang terbaik itu telah pergi meninggalkan diri kita untuk selama lamanya. Kami sekeluarga di Pontianak. Kalimantan Barat, juga turut menyampaikan rasa berbela sungkawa dan duka yang sedalam dalamnya buat Anselina Dwi Faerita Zai atau Senzy. Selamat Jalan

    ReplyDelete
  8. Teti Zhe12:16:00

    Thankyou for the story,
    Dia gadis yang luar biasa
    Saya bertemu dia lebih satu tahun lalu,
    padahal berharap akan bertemu dia saat ke jogja lagi
    tapi ternyata tidak bisaaa..

    Semua juga sedih mendengar tentangnya,
    Bahkan di pelosok ini, tiap pagi dering telfon yang tak henti hanya untuk menanyakan 'apa benar berita itu'...

    Semua indah pada waktu-Nya,
    walau ia sudah pergi, tapi karakternya tetap hidup dalam hati kita kan? :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mbak, dan suatu saat kita pasti bertemu dengannya :')

      Delete
  9. Innaalillaahi wa Innaa Ilaihi Raaji'uun anselina dwi faerita zai
    gadis cantik yang baik, Tuhan menyayangimu.

    semoga kebikanmu, semangatmu, dan kedisiplinanmu selalu jadi cermin bagi sahabat2nya yang ditinggalkan....aaamiiiin

    ReplyDelete
  10. ikut berbela sungkawa mbak atas kepergian sahabat tercinta

    ReplyDelete
  11. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  12. Senzy sahabat kita semua, yang telah memberikan arti kehidupan di dunia ini, sekarang ia telah mendahului kita semua.. Tragis memang bagi semua orang yang pernah mengenalnya.. Gadis ceria, cantiik, genius, taat agama, supel, penuh percaya diri, selalu yakin, dan semua hal" baik yang tentunya ada pada dirinya, bak seorang malaikat...

    Tak seorangpun tau kapan kita kembali pada-Nya.. Dan pada saat inilah, kita bisa melihat bagaimana Senzy dikenang orang, semasa hidupnya... U will always be my best friend, cuu Senz.. n' sweet memories with you, will be in my heart forever....:")

    ReplyDelete
  13. kalau baca tulisan ini, jadi ingat sama seseorang, yang mengidap penyakit dari lahir, sekarang sudah meninggal mungkin, soalnya terakhir contact udah lama banget, dan menurut perkiraan dokter umur'a juga tdk sampai 20thn :(
    semoga zai, di terima di sisi Tuhan yang terbaik deh #amien

    ReplyDelete
  14. innalilahi wainnal ialaihi rojiun.
    bagaimanapun yang hidup pasti mati, tuhan selalu punya rencana, ga perduli di acantik buruk kaya atau miskin. kalo udah waktunyja pasti kita di panggilnya. semoga teman anda di terima disisinya. amin








    ReplyDelete
  15. Tidak ada yang kekal didunia ini, semoga kita yang ditinggalkan bisa mengambil ibrohnya..turut berduka cita

    ReplyDelete
  16. Pasti sangat kehilangan sekali. Apalagi itu adalah sahabat deket kita. Setiap kali membaca artikel seperti ini, pasti ane jadi teringat sahabat saya yang terkena kanker otak. bener-bener merasa kehilangan.

    ReplyDelete
  17. sangat menyedihkan, kenapa anak yang pinter, dan membanggakan orang tua cepat terpanggil?
    percaya dia skarang tersenyum disamping Bapa di syurga.

    ReplyDelete
  18. Inalillahi, semoga keluarga yang ditinggalkan sabar menerima kehendak-Nya dan Senzy merasakan damai tak terkira dengan rasa sakit yang tak lagi terasa. Aamiin...

    ReplyDelete
  19. innalilahi... sedih banget mbak pastinya ditinggal temen yg begitu baik... :((

    ReplyDelete
  20. kisah tentang sahabat, teman, kawan.
    djuju juga pernah mengalami seperti itu walau akhirnya kami harus berpisah karena jarak.

    turut berduka ya kak. semoga di beri ketabahan kepada semua yang di tinggalkan

    ReplyDelete
  21. Sayang beribu sayang,trut berduka kk.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts